Unlabelled

Minggu, 27 Juli 2008

Penguasa menari bak pengemis.


Disaat semuanya harus dilalui dengan terpaksa dan hanya berserah kepada kejamnya sebuah jaman yang ada hanya penyesalan.Penyesalan yang menumpuk bagaikan rumput yang di tumpuk usang tida arti.Mereka di biarkan tak berarti sekalipun sesunggguhnya sangat berarti.

Menumpuk kekejaman, didasari kerakusan dan kekuasaan membawa mereka ke dalam penipuan besar, yang mengatakan bahwa perubahan itu ada di tangan mereka yaitu penguasa berdasarkan kerakusan dan ketamakan.Perubahan yang membawa kematian, penguasa membiarkan para pencari kebenaran makan dari debu kekuasaan yang dibanggakan.

Sebelum berkuasa, mereka makan dan minum dalam kesusahan.Turut merasakan apa yang dirasakan oleh pencari kebenaran.Merasakannya sekalipun hatinya berontak dan tak mau berdiam dalam kutukan yang tak berkesudahan ini.Menebar berbagai harapan, sesungguhnya itu semua menebar kematian.
Sebelum berkuasa, mereka makan dan minum dalam kesusahan.Turut merasakan apa yang dirasakan oleh pencari kebenaran.Merasakannya sekalipun hatinya berontak dan tak mau berdiam dalam kutukan yang tak berkesudahan ini.Menebar berbagai harapan, sesungguhnya itu semua menebar kematian.

Tetapi yang terjadi sekarang, tebaran harapan yang terucap selama di telan oleh hempasan kesombongan.Para pencari kebenaran di hempaskan jauh dari mata dan penciuman mereka.Ketika mereka menjerit, penguasa tertawa tak berkedip.Ketika mereka menangis, penguasa menari bak pengemis.

Penguasa membunuhnya dalam taburan tawa dan tarian. Penguasa memasukkanya dalam kubangan kematian.Penguasa berpesta pora dalam kematian yang mereka undang dalam kekuasaannya.

Para pencari kebenaran hanya berharap kepada dunia.Sekalipun penguasa menganggap itu sebuah kebodohan.Sekalipun itu kebodohan bagi para penguasa tetapi harapan tidak pernah berakhir tanpa jawaban.

Ingatlah para penguasa, jangan biarkan mereka makan dari debu kekuasaanmu.Ketika kamu membutuhkanya, engkau memeluknya tetapi sesungguhnya itu membunuh mereka.Kini engkau telantarkan mereka dalam kekuasaanmu.Engkau menggali kuburan mereka dalam kerakusan dan ketamakanmu.

Jangan pernah tertawakan mereka karena itu akan menawan engkau dalam kematiaanmu.



1 komentar:

NORA mengatakan...

penguasa itu memang seperti pengemis. Pengemis kekuasaan tepatnya. Tidak pernah puas akan kekuasaan. Rakus dan tamak. Ini bisa ditujukan kepada para anggota dewan yang hanya memikirkan kekuasaan. Saatnya kita untuk bangkit dan bersatu menumpas penguasa-penguasa yang menari bak pengemis... Semoga PEMILU tahun depan bisa menghasilkan pemimpin yang tidak sekedar mencari kekuasaan dan melupakan kebenaran. Tapi, apakah mungkin kita masih punya harapan pada PEMILU tahun depan untuk mencari pemimpin tersebut?