Unlabelled

Minggu, 02 November 2008

penghianat sang mimpi


Menunggumu sampai dunia
Sampai menemukan kesudahanya
Merupakan penggalan kata
Yang terucap dan bermakna

Mengejarmu sampai di ujung mimpi
Yang mengerti dan memahami
Hati yang terpatri
Dan jiwa yang menanti

kejar teruss,..... biarpun cuma mimpi..!!!


Mimpi yang tak merasa
Mimpi yang tidak pernah menata
Menata jiwa yang lelah menanti

menanti jiwa yang tertata rapih
meski mimpi tak pernah terasa
meski rasa tak pernah nyata...

Biarkanya marajalela
Hingga lelah yang menyapa
diantara nestapa dunia
diantara tangis dan tawa

Penghianatan yang mendunia
Hingga ketulusan yang terluka
Mampukah ku bertahan disini?
Tanpa merasa sakit lagi

Luka menganga...
Dari dunia yang berkhianat
Atas ketulusan..
Mampukah aku menahan luka
Jika yang lain menabur dusta?

dusta diantara cinta menjadi api
membakar amarah membunuh mimpi
mengganga membentuk liang kubur
Hingga asapun tak pernah terhibur

Isak tangis tak pernah terganti
Menjadi air pembasuh mimpi

berikan api itu
akan ku sulut
ke dalam mimpimu....

dan mimpimu tak lagi terbunuh
dan mimpimu kembali membara

Sulutkanlah api itu jika itu pintamu
Hujamkanlah mimpi itu jika itu bisamu
Membara dengan kebencian yang di dalamnya ada cinta

biar saja tidak terhibur
toh dirimu akan mendahuluiku
menuju liang mu

dan aku.. akan sangat terhibur
jika itu maumu
biarlah waktu yang memanggilmu

memanggilmu sampai tempat tidurmu
dan aku akan terhibur dalam selimutku....
biar menghujam..
biar membara....

apiku sudah tertantang
siap siap saja kamu aku tendang

Api sudah tertantang?
Ya..api mu tertantang dalam malang

Dan siap siap aja kamu ku penggal....
selimutmu hanya umpatan mu
dan tawamu seakan palsu

biar waktu mendatangiku
setelah singgah di peraduanmu

Tawaku palsu?

Ya... tawaku palsu bagi orang yang kalah beradu
bukan aku yang malang
atau akalku yang terpenggal

hanya guratan nadi yang terpanggang
karna liat kamu punya tampang..!!!
jelas tawamu palsu
gigimu palsumu menjelaskan itu

dan aku tak mau beradu denganmu
biar aku panggil bapakku dulu

Tampang yang membawa kenyang
Kenyang dalam kebenaran akan penghianatan

para pecundang dan pengecutlah..
yang sering mengadu

tapi aku takan mengadu padamu
karena kamu hanya tembok berdebu

tak guna lagi suaraku
hanya sisakan asaku

tiada yang mau mengalah
ego dan ketamakan merayu
Merayu bagaikan pelacur
Yang lain jadi hancur

ya..karena kamu tidak mengacu padaku
Yang terpacu menggali kalbu
lagi-lagi hancur....
padahal akau sudah berjanji

tak akan melebur
dengan kamu yang takabur
ya trimalah kehancuranmu

karena kekalahan slalu mengikutimu


Karya : Aman, Ari ,Pipi Pego



Tidak ada komentar: