Senin, 14 Desember 2009

cerita,derita dimateraikan air mata


Ketika cerita terurai,air matanya jatuh mengikis luka di hati.Ketika cerita mengukir membasahi,deritapun menantang tidak mau berdamai.Entah apa lagi yang terluka hingga darahpun bercucuran dengan materai.Materai air mata,menempel di setiap sudut yang tidak bisa di hapus dari relung hati yang tak mungkin terobati.
Siapakah yang tega mempermainkan hatinya?.Menyayat dengan tertawa diiringi kecongkakan yang sesungguhnya tidak berarti.Manusia apakah dia sehingga seenak hatinya memaksanya terluka ?.Dia tidak pantas di sakit,dia tidak pantas di lukai.Awan pun tidak sepaham kalau hujan dan badai menggenangi air matanya.
Jangan sakiti dia,janganlah melukai dia.Bangunlah dia diatas puing puing penderitaanya dan kehancurannya.Siramilah dia dengan kesejukan mata air bukan dengan asinya air mata.Cukuplah air matanya membuat luka hatinya perih,janganlah melengkapinya dengan sejuta rencana kecongkakan dan keegoisan hati yang akan membunuh ketulusan hatinya yang telah terluka.

Jika itu kamu abaikan ,terkutuklah kecongkakanmu.Biarkanlah dia menjadi congkaknya hati menjadi hakimmu,dan egoisnya jiwa menjadi pendakwamu.Yang akan mendakwa siang dan malam.
Apakah yang kamu cari hingga di saat terkulai ,kamu patahkan dengan hasratmu yang menantang?
Pikirkanlah itu,jika kamu tidak mau air matanya menjadi gelombang mata air yang akan menghanyutkan kehidupanmu.

~Aman Lumban Gaol~


1 komentar:

yusfita mengatakan...

akhh..
dia memang pernah mengikis luka di hatiku. dan materai air mata itu memang pernah menempel disana.
Bahkan puing-puing penderitaan itu tergambar dengan jelas.
Tapi sekarang, lihatlah aku sudah bisa tersenyum.
air mataku memang jatuh.
dan saat aku tahu mengapa ia jatuh,
setiap tetesnya akan tumbuh menjadi senyum.
*numpang curcol. hihihi...

nice posting. love it. harus nya memang begitu. Jangan sakiti dia!
:)