Unlabelled

Senin, 14 Juli 2008

Mulutku bisa kamu jahit tetapi hatiku tak akan pernah


Serigala membungkam ketika domba melintas dari daera kekuasaanya.Keganasan dan kerakusanya tidak terpuaskan ketika domba hanya diam membisu.Membisu dengan mulutnya tetapi sesungguhnya berbicara dengan hatinya. Ketakutan apakah yang dirasakan serigala ketika sang domba melintasi daerah kegeramanya.Bukankah tidak pantas jika serigala melumat domba yang melintasi daerah keberingasanya?.Serigala layak mendapatkan itu, dombapun sudah siap akan hal itu.Domba telah membungkus dirinya dengan pantun pelemah kegeraman dan otot –otot keberingasan.

Sebenarnya pantun apakah yang ada di mulut domba itu?.Masakan serigala yang kelaparan, bungkam tak bernyawa di lumbung kenikmatan. Domba berjalan dalam damai tanpa aral melintang.Bernyanyi dalam hati dengan ketentraman jiwa.Mengucap kegembiran tanpa gertakan yang berantakan.

Serigala hanya menyombongkan diri dengan auman.Auman tanpa berangnya sebuah taring.Kosombongan menumpulkan taringnya.Serigala hanya menakut –nakuti dengan keberingasan yang tak pernah berimbas.Domba di paksa diam membisu dalam kungkungan serigala.Mulut domba di ikat tetapi sesungguhnya hati domba lepas bebas.

Jika itu terjadi diantara serigala dan domba, bagaimana dengan manusia yang lebih mulia dari domba dan serigala?.

Manusia tidak pernah saling menghargai. Ketulusan seseorang dihargai dengan sebuah gonggongan. Gonggongan yang memaksa membungkam mulut.Gongongan yang tidak pernah bisa membungkam hati.Orang –orang yang tidak merasa dirinya pintar mengatakan bahwa mendengar dan menghargai ucapan adalah sebuah revolusi ketenangan hati.Jika orang-orang tidak merasa pintar mengatakan hal seperti itu, bagaimanakah dengan orang- orang yang merasa dirinya pintar tentang mendengarkan dan menghargai?.

Mulut belum berucap satu kata tetapi auman dan gonggongan telah menusuk hati dengan sejuta kata.Auman dan gonggonganya menjahit mulut,tetapi tidak menjahit bibir sebuah hati.

Hanya orang pintarkah yang bisa bicara?.

Hanya orang pintarkah yang bisa berucap?

Katanya mereka pintar?

Orang bodoh saja di larang bicara

Katanya mereka punya hati?

Ketulusan orang bodoh untuk berucap dihargai dengan auman dan gonggongan.

Siapakah orang pintar?.

Jika orang yang mereka anggap bodoh tidak boleh berucap

Siapakah orang bodoh?

Jika orang bodoh membiarkan orang pintar berkata kata?

Jika orang dalam kebodohanya bisa menghargai dan membiarkan orang bebas berbicara.Disebut apakah orang pintar yang tidak membiarkan orang berbicara dan menghargai ketulusan dengan auman dan gonggongan?.

Orang pintar ingin dirinya di hargai orang bodoh.Tetapi orang pintar tidak mengahargai orang “bodoh”. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi. Jadi siapakah sebenarnya yang “bodoh”?.Biarkanlah lelahmu yang menjawab.

Hargailah setiap ucapan orang, baik itu bodoh ataupun pintar.Kepintaran dan kebodohan seseorang tidak di ukur dengan kekuasaan dan kekayaan.Biarkanlah orang untuk berbicara, dengarkanlah orang yang berbicara,hargailah orang yang berbicara.

Jika orang “bodoh” tidak ada,orang pintarpun tidak akan ada.Bagaimana orang bisa di sebut pintar,jika orang “bodoh”tidak ada?.

Biarkanlah orang untuk berbicara

Dengarkanlah orang untuk berbicara

Hargailah orang untuk berbicara

Maka buah penghargaan dari orang yang kamu dengarkan

Untuk berbicara itu akan menyapa.


Tidak ada komentar: