Unlabelled

Selasa, 27 Maret 2012

Penghianat sang mimpi

Menunggumu sampai dunia menemukan kesudahanya 
Merupakan penggalan kata yang terucap dan bermakna
 Mengejarmu sampai di ujung mimpi yang mengerti dan memahami 
Hati yang terpatri dan jiwa yang menanti
 kejar teruss,….. 
biarpun cuma mimpi..!!! 
 Mimpi yang tak merasa
 Mimpi yang tidak pernah menata 
Menata jiwa yang lelah menanti
 menanti jiwa yang tertata rapih meski mimpi tak pernah terasa meski rasa tak pernah nyata.

Biarkanya marajalela Hingga lelah yang menyapa
 diantara nestapa dunia diantara tangis dan tawa 
 Penghianatan yang mendunia Hingga ketulusan yang terluka
 Mampukah ku bertahan disini? 
Tanpa merasa sakit lagi Luka menganga…
 Dari dunia yang berkhianat Atas ketulusan..
 Mampukah aku menahan luka
 Jika yang lain menabur dusta? 
 dusta diantara cinta menjadi api membakar amarah
 membunuh mimpi mengganga membentuk liang kubur Hingga asapun tak pernah terhibur
 Isak tangis tak pernah terganti
 Menjadi air pembasuh mimpi
 berikan api itu akan ku sulut ke dalam mimpimu….
 dan mimpimu tak lagi terbunuh dan mimpimu kembali membara
 Sulutkanlah api itu jika itu pintamu 
Hujamkanlah mimpi itu jika itu bisamu
 Membara dengan kebencian yang di dalamnya ada cinta
 biar saja tidak terhibur toh dirimu akan mendahuluiku menuju liang mu 
 dan aku.. akan sangat terhibur jika itu maumu
 biarlah waktu yang memanggilmu 
 memanggilmu sampai tempat tidurmu 
dan aku akan terhibur dalam selimutku…. 
biar menghujam..
 biar membara….
 apiku sudah tertantang siap siap saja kamu aku tendang
 Api sudah tertantang?


 Ya..api mu tertantang dalam malang
 Dan siap siap aja kamu ku penggal….
 selimutmu hanya umpatan mu dan tawamu seakan palsu
 biar waktu mendatangiku setelah singgah di peraduanmu
 Tawaku palsu?
 Ya… tawaku palsu bagi orang yang kalah beradu 
bukan aku yang malang atau akalku yang terpenggal 
 hanya guratan nadi yang terpanggang
 karna liat kamu punya tampang..!!!
 jelas tawamu palsu gigimu palsumu menjelaskan itu
 dan aku tak mau beradu denganmu biar aku panggil bapakku
 dulu Tampang yang membawa kenyang
 Kenyang dalam kebenaran akan penghianatan para pecundang 
dan pengecutlah.. yang sering mengadu 
 tapi aku takan mengadu padamu
 karena kamu hanya tembok berdebu 
 tak guna lagi suaraku hanya sisakan asaku tiada yang mau mengalah ego
 dan ketamakan merayu
 Merayu bagaikan pelacur 
Yang lain jadi hancur 
 Ya..karena kamu tidak mengacu padaku 
Yang terpacu menggali kalbu 
Lagi-lagi hancur…. 
Padahal akau sudah berjanji 
 Tak akan melebur 
Dengan kamu yang takabur 
Ya trimalah kehancuranmu 
Karena kekalahan slalu mengikutimu

Karya : Aman, Ari ,Pipi Pego

Tidak ada komentar: